Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukanapa yang kuat (1 Korintus 1:27)
Heinrich Pestalozzi pada masa kecilnya dikenal sebagai Henky si bodoh. Ia menjadi anak yatim semenjak ia berumur 6 tahun. Sebutan si bodoh ditujukan pada dirinya karena kemampuannya yang sangat terbatas, bahkan di bawah rata-rata. Berkali-kali ia tidak naik kelas. Namun, karena ia tekun dan tidak mudah putus asa, ia menjadi orang hebat.
Semasa hidupnya Pestalozzi dikenal sebagai Bapak Pendidikan Modern yang memiliki konsep memberi perhatian secara pribadi kepada anak didik. Dengan konsep ini, proses belajar mengajar memungkinkan setiap anak berkembang secara optimal. Sebelumnya, penyelenggaraan pendidikan bersifat umum klasikal. Pendidik memberi perhatian kepada anak secara keseluruhan. Prestasi lain yang berhasil dicapai oleh Heinrich Pestalozzi adalah membangun lima panti asuhan dan menjadi rektor di sebuah perguruan tinggi di Prancis.
Saat ia meninggal, banyak ungkapan yang menunjukkan betapa besar jasaya bagi sesamanya melalui dunia pendidikan yang ditekuninya. Di antaranya adalah: "Sang penolong bagi anak-anak malang", "Seorang Kristen yang menganggap orang lain segala-galanya sementara dirinya sendiri bukan siapa-siapa".
Di tangan-Nya tidak ada yang mustahil. Bagi orang yang mau berusaha dengan sungguh-sungguh selalu ada potensi untuk melejitkan diri. Jika kita merasa seperti Henky si bodoh, bangkitlah bersama Allah. Kita hantam kesombongan dunia dengan sikap rendah hati sambil tetap berserah diri.
Setiap orang dapat mencapai kejayaan dalam hal apa pun asal ia menekuni dan mencintai pekerjaannya.
»» Baca Selanjutnya...
MASA DEPAN CERAH
Translator
Selasa, 24 April 2012
Sabtu, 21 April 2012
Jangan menyerah
“Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya atau pedang?
Roma 8:35
Seorang pemuda pengangguran di Boston lagi mencari pekerjaan lewat iklan lowongan di Koran. “Dicari, pria muda sebagai pengganti ahli statistik keuangan. Kirimkan lamaran ke PO Box 1720”. Pemuda itu memutuskan bahwa inilah pekerjaan yang dia inginkan. Ia lalu mengirimkan lamaran ke alamat itu dan menunggu. Surat lamaran pekerjaan yang ia kirimkan tidak ditanggapi. Dia tidak putus asa, dia menulis sekali lagi. Bahkan sampai tiga kali dia menulis dan tetap tidak mendapat respon. Lalu ia pergi ke kantor pos Boston untuk bertanya siapa penyewa kotak pos no 1720. Sayangnya, petugas kantor pos menolak memberikan nama si penyewa, begitu juga kepala kantor posnya.
Esoknya, si pemuda pantang menyerah ini mendapat ide. Pagi-pagi dia sudah menunggu di depan kantor pos, berdiri di dekat kotak pos no 1720. Beberapa saat kemudian seorang pria muncul, membuka kotak itu, mengambil surat-surat di dalamnya dan pergi. Si pemuda menguntit (mengikuti secara diam-diam-red) di belakangnya dan sampailah ia ke sebuah kantor perantara saham. Ia masuk, mencari manejernya dan menanyakan soal lamarannya. Manejer perusahaan itu heran, darimana si pemuda tahu bahwa dialah yang membuka lowongan di koran. Si pemuda menjelaskan bagaimana dia bisa sampai di tempat itu. Dengan kagum sang manajer berkata, “Nak, kau benar-benar pemuda ulet. Kamu diterima!”
Keuletan. Tidak banyak orang punya karakter ini. Kita hobi berandai-andai. Kita ingin ini dan itu, tetapi ketika harus membayar harganya dengan keuletan — kita menyerah! Kita kurang gigih berusaha dan terlalu mudah untuk berhenti mewujudkan harapan kita. Berbeda dengan sikap yang dimiliki si pemuda di atas. Dia tahu yang dia inginkan dan dia mengejarnya sampai dapat!
Paulus memberi kita teladan ketekunan yang luar biasa. Penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan ketelanjangan, bahaya, bahkan ancaman pedang…. tidak membuatnya mundur dari panggilannya sebagai pemberita Injil. Bagaimana dengan kita? Impian dan harapan kita di tahun ini yang belum terwujud kiranya tidak sekedar jadi sebuah angan. Masih ada kesempatan. Go for it! Kejarlah sampai dapat!
»» Baca Selanjutnya...
Tetap Bersukacita
Sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang...” 2 Korintus 6:10
TETAP BERSUKACITA. Ketika berusia 93 tahun, Rose Kennedy, ibu dari John F. Kennedy, pernah diwawancarai oleh seorang wartawan. Waktu itu 4 putranya telah meninggal karena pembunuhan atau kecelakaan tragis, sedang satu putrinya menderita cacat seumur hidup. Sebagai seorang ibu, hidupnya diwarnai tragedi demi tragedi. Ketika ia ditanya wartawan apa yang membuatnya kuat selama ini, Rose Kennedy menjawab, “Saya percaya bahwa Tuhan tidak pernah memberikan salib yang lebih besar dari yang sanggup kita pikul. Dan saya selalu percaya apa pun yang terjadi, Tuhan ingin agar kita bahagia. Dia tidak ingin kita sedih. Jika burung-burung bisa berkicau setelah badai, mengapa kita tidak?”
“Bersukacitalah senantiasa” demikian Tuhan berfirman dalam 1 Tesalonika 5:16. Kata “senantiasa” menunjukkan sikap yang harus dilakukan terus-menerus tanpa henti, dan tetap, apa pun yang terjadi. Rasul Paulus dalam bacaan yang kita baca hari ini pun memberikan teladan bagaimana senantiasa bersukacita dalam segala keadaan. Paulus kerap mengalami kekurangan, penderitaan, kemiskinan, dikece-wakan, dan hal-hal paling menyakitkan dalam perjalanan hidupnya. Namun demikian, ia tetap berkata bahwa dalam semuanya itu ia tetap bersukacita.
Apa yag membuat kita tetap bersukacita dan bertahan dalam penderitaan atau tragedi hidup yang kita alami? Kepercayaan pada janji Tuhan! Ya, percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan pencobaan melebihi kekuatan kita, percaya bahwa Tuhan memberikan kekuatan sehingga kita mampu mengatasinya, percaya bahwa semua hal terjadi ada dalam rancangan Tuhan, dan percaya bahwa Dia pula yang akan memberikan kemenangan pada akhirnya. Itulah pengharapan kita. Tuhan ingin melihat kita tetap bersukacita dalam keadaan apa pun. Seperti dikatana Rose Kennedy, “jika burung-burung saja masih bisa berkicau setelah badai, mengapa kita tidak?” Itulah sebabnya Tuhan juga berkata bahwa jika burung-burung sajatidak pernah khawatir menjalani hidup, apalagi kita yang percaya kepada Tuhan! Jadi, tetaplah bersukacita!
»» Baca Selanjutnya...
Rabu, 18 April 2012
Menghasilkan Kualitas Kehidupan
Kolose 1:23
Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.
Seorang pemain biola yang diakui oleh dunia internasional, percaya bahwa fokus dan latihan dengan disiplin adalah kunci kualitas penampilannya. Sekalipun dalam padatnya jadwal bermain untuk 90 konser per tahun, dirinya masih sempat latihan rata-rata 5 sampai 6 jam perharinya. Jane Ammeson, dalam majalah NWA World Traveler menuliskan pernyataan Midori sebagai berikut: “Saya latihan untuk pekerjaan saya dan saya latihan setiap hari...”
Prinsip yang sama juga seharusnya kita terapkan pada iman kita. Paulus menulis kepada Timotius, “Usahakanlah supaya dirimu layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.” (2 Timotius 2:15). Kata “usahakanlah” menyiratkan sebuah upaya yang konstan dan disiplin. Hal ini menuntut Anda untuk membangun disiplin dalam semua bidang kehidupan Anda dalam membangun hubungan dengan Tuhan.
Sama seperti seorang musisi yang mengejar kesempurnaan dalam permainan musik mereka, kita seharusnya melakukan hal yang sama dalam melayani Tuhan, mengusahakan agar diri kita layak di hadapan Tuhan, dan memperlengkapi diri dengan mengasah kemampuan yang kita miliki. Hal ini menuntut waktu dan juga kerja keras, contohnya jika musisi berlatih dengan alat musiknya selama berjam-jam, maka seharusnya kita juga memiliki waktu untuk bersama Tuhan, merenungkan firman-Nya dan menyembah Dia. Seberapa disiplinkah kita dalam mempelajari firman Tuhan, berdoa dan mendengar suara Tuhan?
Kualitas selalu berhubungan dengan ketekunan dan disiplin. Tidak ada sesuatu yang berkualitas di hasilkan dengan cara instant.
My Brother's Keeper
Mengapa My Brother's Keeper? Allah pernah mendatangi Kain, dan bertanya kepadanya, dimana Habel adikmu itu? --Where is Abel your brothe? He said, "I do not know. Am I my brother's keeper?" (Kejadian 4:9)
Adalah tanggung jawab Anda dan saya untuk menjaga, menolong dan mendukung setiap saudara yang Allah berikan ada di sekitar hidup kita. Roma 14:19 "Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. (BIS: "Sebab itu tujuan kita haruslah untuk hal-hal yang menciptakan kerukunan dan saling membangun". Inilah peran My Brother's keeper.
Apabila kehidupan kita saling mengasihi, saling memperhatikan, saling menguatkan, saling tolong menolong, hidup bersama sebagai saudara seperjanjian dalam kasih Kristus, maka ke senalah Tuhan Yesus memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. Berkat yang tak pernah berkeputusan -- Berkat dan kehidupan yang bersifat kekal. So, making today count for eternity.
Agar lebih jelas marilah kita bersama membaca dalam Surat Roma 14:1-23.
Surat Roma tersebut dibagi dalam 2 bagian yaitu; Pertama, "Jangan menghakimi saudaramu" (ayat 1-12) dan kedua, "Jangan membuat saudaramu jatuh/tersandung" atau dengan terjemahan lain, jangan membemberi batu sandungan (ayat 13-23).
Rasul Paulus mencontohkan dalam hal antara lain soal makanan,soal menguduskan hari tertentu, dan soal hal najis.
HAL MAKAN »Roma 14:3 Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu.
HAL HARI TERTENTU »Roma 14:5 Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri.
HAL NAJIS »Roma 14:14 Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus, bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan, bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis.
Kepada orang yang suka menekan, mengintimidasi dan menghakimi sesama, diperingatkan supaya segera berhenti dan berubah, karena mereka akan berhadapan dengan Allah, hakim yang adil. Roma 14:4 Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri. Tidak dimaksudkan, kita tidak usah peduli duduk berdirinya seseorang. Masabodohlah, dia mau malenggang ko matono itu urusan dia. Biar dia rasa. Surasa... Yang penting beta bae-bae saja, ia to. Yang dimaksudkan ayat ini ialah bahwa kita TIDAK DIIJINKAN MENGHAKIMI, MENGHINA saudara kita, entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. PERHATIKAN ADA HARAPAN, ADA JAMINAN BAHWA dia akan tetap berdiri, karena TUHAN BERKUASA MENJAGA dia terus berdiri. Saudaramu itu sedang ada dalam masa-masa ujian, dia dan keluarganya sedang dicobai, mereka mungkin sedang jalan melewati lembah kekelaman. Atau mungkin mereka sedang ada di dalam perahu yang diombang-ambingkan oleh gelomang dan angin sakal. Mereka sedang belajar menentukan pilihan dan membuat keputusan. JANGAN MENGHAKIMI MEREKA, Siapakah kamu, sehinga kamu menghakimi hamba orang lain?
Anda pasti akan membuang barang yang anda beli dengan harga yang mahal. Semua uang yang anda miliki di beberapa bank, ditarik untuk membeli sesuatu barang yang anda yakin itu amat berharga, kemudian Anda membiarkan tidak terawat, ditelantarkan saja. Tentu tidak bukan? Anda akan menghargai, menjaga dan merawatnya. ITULAH YANG DILAKUKAN TUHAN TERHADAP ANDA & TERHADAP SAUDARAMU JUGA. KARENA KRISTUS TELAH MEMBELI ANDA DAN SAADARAMU ITU DENGAN LUNAS DIBAYAR! NYAWANYA SENDIRI HARGANYA!!!!!! Pergumulan yang sedang dihadapi oleh saudaramu itu, pencobaan dan godaan yang sedang berdiri di pintu gerbang kehidupannya adalah ujian bagi kemuliaannya tersendiri.
Entahkah ia jatuh atau entahkan ia berdiri itu urusan TUANYA. Tetapi ingat ini, dia akan tetap berdiri karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri. Anda jangan menghakimi mereka. Anda jangan menghina mereka!
My brother's keeper, doakan mereka. Dukung dan dorong mereka agar kuat, sabar dan bertekun dalam menghadapi ujiannya. Ada kemuliaan, ada upah menanti di seberang. Ayo maju! Ayo kuat! Ayo kamu pasti bisa!!! Itulah bentuk dukungan dan dorongan seorang brother's keeper.
Akhirnya, jangan pernah melupakan 3 hal berikut ini yakni: pertama, terimalah your brother's, tanpa mempercakapkan pendapatnya (ayat 1), kedua, Jangan saling menghina dan yang ketiga, Jangan menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu (ayat 3) "Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu."
Berkat Bagian Kita
“Jangan berikan padaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.”
(Amsal 30:38)
Doa Agur bin Yake dari Masa ini benar-benar luar biasa. Agur hanya meminta dua hal yaitu jangan berikan kemiskinan supaya jangan sampai dia mencemarkan nama Tuhan, tapi dia juga minta agar jangan diberikan kekayaan supaya jangan sampai setelah kenyang dia justru lupa akan Tuhan. Agur bin Yake hanya minta berkat yang memang menjadi bagiannya. Doa yang benar-benar jujur dan jauh dari kata ambisi.
Pernahkah kita meminta kepada Tuhan berkat yang memang hanya menjadi bagian kita? Jujur saja, sering kali kita susah berdoa semacam itu. Yang paling sering, kita berdoa agar diberkati secara melimpah-limpah, bahkan memaksa berkat yang sebenarnya bukan bagian kita. Apalagi dengan mencomot beberapa ayat firman Tuhan kita mengklaim bahwa di dalam Tuhan kita akan menjadi orang yang kaya, kian lama kian kaya, dan menjadi sangat kaya.
Sebenarnya, tidak salah kita berdoa agar diberkati secara berlimpah-limpah, bukankah Yabes sendiri juga melakukannya? Bahkan, terbukti Tuhan mengabulkan doa Yabes (1 Taw. 4:10). Yang menjadi salah adalah kalau doa kita ditumpangi dengan roh keserakahan, kerakusan, dan segala sesuatu yang berpusat pada diri sendiri. Di sinilah hati kita benar-benar diuji. Apakah kita berdoa dengan motivasi yang tulus atau sebaliknya doa kita sudah sarat dengan keserakahan dan kepentingan diri sendiri?
Apa jadinya jika kita serakah dan selalu ingin menyerobot berkat yang bukan menjadi bagian kita? Hidup kita secara tidak langsung sudah dikuasai oleh nafsu dan kekayaan dunia ini. Jika kita tidak diberkati atau tidak memiliki kehidupan yang kita inginkan maka kita kecewa kepada Tuhan. Jika kita bisa menikmati berkat yang menjadi bagian kita, maka ketika diberkati banyak kita akan mengucap syukur kepada Tuhan dan ketika belum diberkati kita tetap bersyukur karena itulah yang kita anggap sebagai bagian kita. Dalam bahasa Jawa ada istilah nrimo ing pandum yang berarti kita berserah penuh kepada Tuhan sebab Dia tahu yang terbaik bagi kita. Bagaimana dengan Anda? -- diambil dr Spirit, Warta Jemaat.
Selasa, 17 April 2012
BERPIKIR BIJAK
Suatu jerat bagi manusia ialah kalau ia tanpa berpikir mengatakan "Kudus", dan baru menimbang-nimbang sesudah bernazar.- Amsal 20:25
Mengapa beberapa orang berhasil mencapai kesuksesan dan mengapa beberapa diantaranya mengalami kegagalan? Apa yang membedakannya? Tak lain adalah cara kita berpikir! Disadari atau tidak, apa yang kita lakukan selalu bertolak dari bagaimana cara pikir kita. Jika kita mampu berpikir secara benar, maka kita akan berhasil. Sebaliknya, jika cara pikir kita keliru, kita pun akan gagal. Bagaimana cara kita berpikir selama ini? Beberapa pertanyaan berikut mungkin akan membantu kita melakukan intropeksi diri.
Berpikir kecil untuk jangka pendek atau berpikir menurut gambaran besar untuk jangka panjang?
Berpikir pasif atau berpikir dengan cara yang kreatif?
Berpikir sendiri atau berpikir bersama?
Berpikir melantur atau berpikir secara terfokus?
Berkhayal atau berpikir realistis?
Berpikir acak atau berpikir strategis?
Berpikir sempit atau berpikir penuh kemungkinan?
Berpikir menurut pandangan umum atau berpikir lain dari biasanya?
Berpikir egois atau berpikir untuk kepentingan bersama?
Bertindak baru berpikir atau berpikir baru bertindak?
Kalau sekarang ini kita belum sukses, mungkin itu disebabkan cara berpikir kita yang keliru. Apa yang kita pikirkan menentukan siapa kita. Siapa kita menentukan apa yang kita perbuat.
Apa yang kita perbuat menentukan takdir kita.
Takdir kita menentukan warisan kita. Jadi, semuanya dimulai dari pikiran kita.
James Allen pernah berkata dengan bijak soal pikiran, “Hari ini Anda berada ke mana pikiran Anda telah membawa Anda.
Besok Anda akan berada ke mana pikiran Anda membawa Anda.” Inti dari semua yang kita bicarakan adalah milikilah pikiran Kristus. Pikiran Kristus lah yang akan membuat kita mencapai kesuksesan.
Kehidupan ini terdiri dari apa yang dipikirkan seseorang setiap harinya.
- Ralph W. Emerson –
Langganan:
Postingan (Atom)
Pengikut
VIDEO
Mubes Sinode Gkpb 2010 Slideshow: Hendrik’s trip from Kupang, East Nusa Tenggara, Indonesia to Jakarta was created by TripAdvisor. See another Jakarta slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.